
Dalam menjalankan sebuah bisnis, terutama yang bergerak di bidang produksi atau manufaktur, pengelolaan biaya merupakan kunci utama untuk menjaga keuntungan dan efisiensi operasional.
Salah satu komponen penting dalam struktur biaya adalah biaya tenaga kerja. Sayangnya, masih banyak pelaku usaha yang belum memahami dengan jelas perbedaan antara biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung.
Padahal, kesalahan dalam mengelompokkan jenis tenaga kerja ini dapat berdampak serius pada akurasi perhitungan Harga Pokok Produksi (HPP) dan strategi pengambilan keputusan bisnis.
Dalam artikel ini, kita akan membahas perbedaan biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung, dilengkapi dengan contoh, perbandingan praktis, serta cara memisahkan dengan tepat agar Anda bisa membuat keputusan finansial yang lebih cerdas.
Pengertian Tenaga Kerja Langsung dan Tidak Langsung
Dalam dunia bisnis dan akuntansi biaya, tenaga kerja dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung.
Keduanya sama-sama penting dalam mendukung operasional perusahaan, namun memiliki fungsi yang berbeda, serta dicatat secara berbeda pula dalam laporan keuangan.
Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang secara langsung terlibat dalam proses pembuatan produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Artinya, mereka berkontribusi langsung terhadap hasil akhir produk.
Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja ini, seperti gaji, upah lembur, dan tunjangan kerja yang dapat dikaitkan langsung dengan unit produk tertentu, sehingga dikategorikan sebagai biaya langsung (direct cost).
Contohnya, dalam industri garmen, para penjahit yang menjahit pakaian termasuk dalam tenaga kerja langsung karena mereka bekerja secara langsung pada produk yang dijual.
Di pabrik manufaktur, operator mesin yang mengoperasikan alat berat untuk membuat suku cadang juga tergolong tenaga kerja langsung.
Begitu juga dengan tukang bangunan dalam proyek konstruksi, atau koki di dapur restoran yang menyiapkan hidangan.
Tenaga kerja langsung memiliki karakteristik biaya yang variabel, artinya besarannya berubah sesuai dengan jumlah produksi.
Semakin banyak produk yang dibuat, semakin tinggi pula biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan.
Tenaga Kerja Tidak Langsung
Di sisi lain, tenaga kerja tidak langsung adalah mereka yang tidak secara langsung mengerjakan produk atau jasa, namun tetap memiliki peran penting dalam mendukung proses produksi atau kegiatan operasional.
Walaupun tidak berinteraksi langsung dengan produk, tanpa keberadaan mereka, proses produksi tidak akan berjalan lancar. Biaya tenaga kerja tidak langsung tidak bisa ditelusuri secara spesifik ke satu unit produk.
Oleh karena itu, biaya mereka dianggap sebagai bagian dari overhead pabrik atau biaya tidak langsung (indirect cost). Biaya ini mencakup gaji bulanan, tunjangan tetap, dan fasilitas kerja lainnya.
Contoh tenaga kerja tidak langsung meliputi supervisor atau mandor yang mengawasi kerja para operator, staf gudang yang mengatur alur logistik, teknisi pemeliharaan mesin, staf administrasi, hingga petugas kebersihan.
Mereka tidak menyentuh produk secara langsung, namun perannya tetap vital dalam menjaga kelancaran seluruh proses operasional.
Perbedaan Tenaga Kerja langsung dan Tidak Langsung

Setelah memahami pengertian dasar dari tenaga kerja langsung dan tidak langsung, langkah selanjutnya adalah mengenali perbedaan utama antara keduanya dalam berbagai aspek penting.
Perbedaan ini tidak hanya memengaruhi pencatatan akuntansi, tetapi juga berdampak pada strategi pengelolaan biaya, efisiensi produksi, hingga penetapan harga jual produk.
Tabel berikut merangkum perbedaan tenaga kerja langsung dan tidak langsung secara jelas:
Aspek | Tenaga Kerja Langsung | Tenaga Kerja Tidak Langsung |
Keterlibatan | Langsung menciptakan produk atau jasa | Mendukung proses produksi atau operasional secara tidak langsung |
Pelacakan Biaya | Dapat ditelusuri langsung ke produk tertentu | Tidak bisa ditelusuri secara langsung ke produk |
Kategori Biaya | Masuk dalam biaya langsung (direct cost / COGS) | Masuk dalam overhead atau biaya tidak langsung (indirect cost) |
Contoh | Upah penjahit, tukang bangunan, operator mesin | Gaji manajer produksi, staf HR, staf kebersihan, petugas keamanan |
Variabilitas | Umumnya bersifat variabel, tergantung volume produksi | Bisa tetap atau variabel, tergantung jabatan dan sistem kerja |
Pengaruh ke Harga Produk | Langsung mempengaruhi harga pokok produksi | Mempengaruhi secara tidak langsung melalui komponen overhead |
Contoh Nyata di Dunia Usaha
Agar perbedaan antara tenaga kerja langsung dan tidak langsung lebih mudah dipahami, mari kita lihat beberapa contoh konkret dalam dunia usaha sehari-hari.
Dengan melihat peran masing-masing karyawan dalam proses produksi atau layanan, kita bisa mengidentifikasi apakah mereka termasuk dalam biaya tenaga kerja langsung atau tidak langsung.
Contoh 1: Pabrik Baju
Dalam sebuah pabrik konveksi yang memproduksi pakaian, terdapat berbagai posisi tenaga kerja dengan fungsi yang berbeda-beda:
- Penjahit: Mereka bekerja langsung menjahit kain menjadi baju yang siap pakai. Karena keterlibatannya langsung terhadap hasil akhir produk, maka penjahit dikategorikan sebagai tenaga kerja langsung. Biaya gaji dan upah mereka dapat ditelusuri langsung ke setiap unit baju yang diproduksi.
- Mandor Produksi: Tugas utama mandor adalah mengawasi jalannya proses produksi, memastikan kualitas tetap terjaga, dan menyelesaikan masalah teknis. Meskipun berperan penting, mandor tidak secara langsung menjahit atau memproduksi pakaian. Oleh karena itu, mandor termasuk tenaga kerja tidak langsung, dan biayanya masuk dalam komponen overhead.
- Staf Kebersihan: Mereka bertugas menjaga kebersihan lingkungan kerja agar proses produksi berjalan lancar dan aman. Karena mereka tidak menyentuh produk secara langsung, staf kebersihan juga termasuk tenaga kerja tidak langsung.
Contoh 2: Restoran
Dalam operasional sebuah restoran, peran tenaga kerja juga bisa dibedakan dengan jelas:
- Koki: Bertugas menyiapkan dan memasak makanan sesuai pesanan pelanggan. Karena pekerjaannya langsung menghasilkan produk utama restoran (makanan), maka koki adalah tenaga kerja langsung. Biaya gajinya bisa dialokasikan langsung ke produk makanan yang dijual.
- Staf Pembelian Bahan: Mereka bertugas mencari dan membeli bahan makanan dari pemasok. Meskipun penting, mereka tidak terlibat dalam proses memasak. Oleh karena itu, mereka digolongkan sebagai tenaga kerja tidak langsung.
- Staf Administrasi: Bertanggung jawab atas pencatatan transaksi, pengelolaan jadwal kerja, dan keuangan restoran. Karena tidak berkontribusi langsung pada proses produksi makanan, mereka juga termasuk tenaga kerja tidak langsung.
Cara Memisahkan dengan Tepat
Memisahkan tenaga kerja langsung dan tidak langsung mungkin terdengar sederhana, tetapi dalam praktiknya bisa menjadi tantangan, terutama di bisnis skala kecil atau menengah yang belum memiliki sistem pencatatan biaya yang rapi.
Oleh karena itu, diperlukan beberapa cara dan panduan praktis untuk mengelompokkan biaya tenaga kerja dengan benar.
1. Gunakan Sistem Pencatatan Waktu (Time Tracking)
Salah satu metode paling efektif untuk memisahkan tenaga kerja langsung dan tidak langsung adalah dengan mencatat waktu kerja karyawan secara detail.
Dengan sistem time tracking, Anda bisa mengetahui siapa saja yang menghabiskan waktunya untuk aktivitas yang langsung berkaitan dengan produksi, dan siapa yang bekerja di bagian pendukung.
Contoh:
- Seorang penjahit mencatat 6 jam menjahit pakaian → masuk tenaga kerja langsung.
- Seorang staf gudang mencatat aktivitas pengecekan stok dan pengiriman → masuk tenaga kerja tidak langsung.
2. Gunakan Software ERP atau Akuntansi
Sistem ERP (Enterprise Resource Planning) atau software akuntansi yang lengkap memungkinkan Anda untuk mengatur alokasi biaya tenaga kerja secara otomatis, baik ke akun biaya langsung maupun overhead.
Beberapa platform bahkan memungkinkan pemisahan berdasarkan proyek, produk, atau departemen.
Dengan sistem yang terintegrasi, pelacakan biaya menjadi lebih akurat dan memudahkan dalam membuat laporan keuangan yang transparan.
3. Gunakan Panduan Pertanyaan Sederhana
Jika Anda belum menggunakan sistem teknologi, ada satu pertanyaan kunci yang bisa membantu:
“Apakah tanpa orang ini, produk tetap bisa dibuat?”
- Jika jawabannya tidak bisa, berarti tenaga kerja langsung.
- Jika jawabannya bisa, berarti tenaga kerja tidak langsung.
Contoh:
- Tanpa penjahit, baju tidak bisa dibuat → tenaga kerja langsung.
- Tanpa staf HR, produksi tetap bisa berjalan meski dengan tantangan → tenaga kerja tidak langsung.
Kesimpulan
Memahami perbedaan antara biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung sangat penting dalam pengelolaan biaya perusahaan.
Perbedaan utama dari kedua jenis tenaga kerja ini terletak pada kontribusi langsung terhadap proses produksi serta cara pelacakan dan pencatatan biayanya dalam laporan keuangan.
Tenaga kerja langsung berperan langsung dalam menciptakan produk atau jasa, dan biayanya dapat ditelusuri ke unit produksi tertentu. Sementara itu, tenaga kerja tidak langsung memiliki peran pendukung yang tetap penting, namun biayanya termasuk dalam overhead dan tidak bisa dikaitkan langsung ke satu produk.
Dengan pemahaman yang tepat, perusahaan dapat menyusun laporan keuangan yang lebih akurat, menetapkan harga produk secara realistis, serta mengambil keputusan biaya dan operasional yang lebih cerdas.
Untuk Anda yang ingin mengelola pencatatan biaya dan laporan keuangan bisnis secara lebih rapi dan profesional, Balancio Indo siap membantu dengan layanan akuntansi dan pembukuan terpercaya. Kunjungi balancioindo.com untuk informasi lebih lanjut.