
Kesalahan HPP sering terjadi meski UMKM sudah punya kartu stok, laporan penjualan, bahkan aplikasi kasir.
Laba tetap “loncat loncat” dari bulan ke bulan karena harga pokok penjualan tidak dihitung konsisten.
Akibatnya, margin terlihat semu, harga promo salah sasaran, dan stok menumpuk tanpa alasan. Pemilik usaha pun bingung karena omzet naik, tetapi kas justru seret.
Pada artikel kali ini akan membedah 7 kesalahan HPP yang paling umum terjadi di UMKM serta langkah perbaikan praktisnya.
Anda akan melihat titik rawan perhitungan, cara memisahkan biaya yang benar, dan kaitannya dengan cara hitung HPP yang rapi dan dapat diaudit.
Tujuannya membantu Anda menetapkan harga yang akurat, menjaga margin tetap sehat, dan membuat keputusan stok yang lebih tenang.
Sekilas Tentang Harga Pokok Penjualan (HPP)
Harga Pokok Penjualan atau HPP adalah total biaya yang benar benar melekat pada barang yang berhasil dijual dalam satu periode.
Pada usaha dagang, HPP UMKM berasal dari harga beli barang jadi yang ditambah biaya masuk seperti ongkir pembelian dan asuransi, lalu disesuaikan dengan perubahan persediaan.
Pada usaha produksi, HPP mencakup bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, serta overhead pabrik yang dialokasikan ke barang jadi, kemudian disesuaikan dengan persediaan dalam proses dan persediaan barang jadi.
Memahami definisi ini penting agar cara hitung HPP Anda konsisten dan dapat diaudit.
HPP mempengaruhi tiga keputusan utama sekaligus. Pertama, harga jual akan akurat jika HPP tepat sehingga margin tidak tipis dan strategi pricing lebih percaya diri.
Kedua, promo dan diskon menjadi terukur karena Anda tahu batas aman potongan tanpa menggerus laba.
Ketiga, arus kas lebih sehat sebab HPP yang benar membantu mencegah pembelian berlebih dan stok yang menumpuk.
7 Kesalahan Umum HPP di UMKM

1. Mencampur ongkir pembelian dengan ongkir penjualan
Kesalahan umum hpp pertama yaitu mencampuri ongkir pembelian dengan ongkir penjualan. Kesalahan ini lahir dari kebingungan membedakan biaya perolehan barang dengan biaya pemenuhan pesanan.
Dalam akuntansi, hanya biaya yang melekat pada perolehan persediaan yang boleh masuk ke harga pokok penjualan.
Jika ongkir ke pelanggan ikut dimasukkan, HPP UMKM akan tampak lebih tinggi dari seharusnya.
Gejalanya HPP tampak tinggi dan margin menipis padahal volume penjualan normal. Contoh paling sering, ongkir ke pelanggan dimasukkan ke HPP sehingga biaya per unit terlihat membengkak dan harga jual terasa harus dinaikkan.
Perbaikannya, pisahkan tegas ongkir pembelian sebagai biaya masuk yang melekat ke persediaan, sementara ongkir penjualan dicatat sebagai beban pemasaran atau beban penjualan.
Dengan pemisahan ini, HPP UMKM kembali mencerminkan biaya barang yang sebenarnya.
2. Tidak melakukan stock opname fisik yang rutin
Walau kartu stok rapi, angka bisa melenceng jika tidak pernah diuji ke fisik. Perbedaan antara catatan dan kondisi gudang muncul karena penyusutan, salah input, barang rusak, atau salah label. Tanpa stock opname berkala, HPP Anda bersandar pada data yang tidak tervalidasi.
Gejalanya sering muncul sebagai selisih antara saldo buku dan stok fisik, terutama pada SKU yang laris.
Dalam kasus umum, kartu stok menunjukkan masih ada persediaan tetapi rak sudah kosong sehingga HPP dan laba kotor ikut bias.
Perbaikannya, lakukan opname berkala minimal bulanan untuk 20 persen SKU terlaris, lalu catat selisihnya sebagai penyesuaian persediaan.
Langkah sederhana ini menjaga nilai HPP tetap realistis dan mencegah kebocoran stok.
3. Retur pembelian dan retur penjualan tidak dicatat benar
Transaksi retur sering dianggap sepele padahal dampaknya langsung ke pembelian bersih dan nilai persediaan.
Jika retur tidak diproses dengan dokumen dan akun yang tepat, HPP akan bias dan laporan laba rugi tidak mencerminkan kondisi sebenarnya.
Gejalanya nilai persediaan membengkak atau HPP menjadi tidak realistis karena transaksi retur tidak mengoreksi pembelian bersih atau pendapatan secara tepat.
Contoh yang sering terjadi, retur ke pemasok tidak mengurangi angka pembelian bersih sehingga nilai persediaan terlalu tinggi.
Perbaikannya, gunakan akun retur pembelian dan retur penjualan yang terpisah dengan dukungan dokumen lengkap seperti nota retur atau credit note.
Dengan pencatatan yang benar, HPP UMKM dan margin kembali mencerminkan kondisi sebenarnya.
4. Overhead pabrik diabaikan
Pada usaha produksi, banyak UMKM fokus pada bahan baku dan tenaga kerja langsung, lalu melupakan biaya overhead pabrik seperti listrik, sewa, pemeliharaan, dan penyusutan.
Tanpa alokasi BOP, harga pokok penjualan terlapor terlalu rendah dan keputusan harga jadi keliru.
Gejalanya produk terlihat sangat menguntungkan di laporan laba rugi, tetapi kas menipis karena biaya pabrik tidak dialokasikan ke HPP.
Contohnya listrik pabrik, sewa, dan penyusutan mesin dibiarkan sebagai beban periode tanpa proporsi ke barang jadi.
Perbaikannya, tetapkan tarif Biaya Overhead Pabrik yang sederhana, misalnya per jam mesin atau per unit produksi, lalu evaluasi tarifnya setiap bulan.
Alokasi BOP membuat HPP lebih akurat dan keputusan harga jual lebih presisi.
5. Tidak konsisten memilih metode persediaan
Metode penentuan biaya persediaan mempengaruhi nilai HPP. Mencampur FIFO dan rata rata tertimbang untuk SKU yang sama menciptakan biaya unit yang tidak konsisten, menyulitkan analisis margin dan tren biaya dari waktu ke waktu.
Gejalanya harga pokok per unit berubah liar antar bulan sehingga margin tidak bisa diprediksi. Contoh umum, satu SKU kadang dihitung dengan FIFO, kadang dengan rata rata tertimbang sehingga biaya unit menjadi tidak konsisten.
Perbaikannya, tetapkan satu metode persediaan per kategori SKU dan dokumentasikan prosedurnya. Konsistensi metode membuat HPP UMKM stabil dan memudahkan audit maupun analisis tren biaya.
6. Biaya per SKU tidak terpisah
Menghitung HPP secara agregat tanpa alokasi ke produk membuat Anda tidak tahu produk mana yang benar benar menghasilkan laba.
Ongkir pembelian, bea, dan biaya masuk lain yang dicatat global akan menyamarkan performa tiap SKU.
Gejalanya manajemen sulit mengetahui produk mana yang benar benar untung karena semua biaya masuk dicatat secara global.
Akibatnya, keputusan promosi atau diskon berisiko menggerus margin produk tertentu.
Perbaikannya, alokasikan biaya masuk seperti ongkir pembelian atau bea berdasarkan proporsi nilai, berat, atau volume ke masing masing SKU.
Dengan biaya per SKU yang jelas, HPP per produk akurat dan strategi harga menjadi lebih tajam.
7. Tidak memperbarui biaya rata rata setelah pembelian baru
Begitu harga beli berubah, cost per unit harus ikut diperbarui. Tanpa update rata rata tertimbang saat barang masuk, HPP tertinggal dan margin terlihat lebih baik di kertas daripada kenyataan operasional.
Gejalanya HPP tertinggal ketika harga beli terbaru naik karena kartu stok tidak memperbarui biaya per unit setelah barang masuk.
Dalam praktik, goods receipt terjadi tetapi cost per unit masih memakai angka lama sehingga margin terlihat semu.
Perbaikannya, otomatisasikan perhitungan rata rata tertimbang setiap kali ada transaksi masuk dan kunci prosedurnya di sistem atau spreadsheet.
Update biaya yang disiplin menjaga HPP UMKM akurat dan mencegah salah harga jual.
Kesimpulan
Mengelola HPP UMKM dengan tepat adalah fondasi keputusan bisnis yang sehat. Ketika harga pokok penjualan dihitung konsisten, Anda bisa menilai margin secara akurat, menetapkan harga jual yang tepat, merancang promo yang tidak menggerus keuntungan, dan menjaga perputaran stok agar tidak mengunci kas.
Tujuh kesalahan umum hpp yang kita bahas tadi sering terlihat sepele, tetapi efeknya langsung ke laba kotor, arus kas, dan pertumbuhan usaha.
Langkah terbaik adalah membangun prosedur yang rapi. Validasi data lewat stock opname berkala, pisahkan ongkir pembelian dari ongkir penjualan, catat retur dengan dokumen yang benar, alokasikan overhead pabrik secara sederhana namun konsisten, tetapkan satu metode persediaan, pecah biaya per SKU, dan perbarui biaya rata rata setiap ada penerimaan barang. Dengan kebiasaan ini, HPP Anda menjadi andal untuk analisis, pricing, dan perencanaan.
Ingin akuntansi UMKM Anda rapi dan bisa diaudit? Konsultasikan penataan HPP, alokasi BOP, kartu stok per SKU, serta closing akhir bulan bersama BalancioIndo.
Hubungi BalancioIndo hari ini untuk memulai perapihan HPP dan pricing yang lebih akurat. Kami siap membantu UMKM Anda tumbuh dengan laporan yang jelas, margin yang sehat, dan arus kas yang lebih lancar.