
Pentingnya HPP bagi UMKM adalah kunci agar harga jual tepat, margin tetap sehat, dan arus kas terasa lebih tenang. Banyak pemilik usaha melihat penjualan naik, tetapi laba bersih tetap tidak stabil.
Akar masalahnya sering berada pada perhitungan HPP yang belum rapi. Artikel ini akan membantu kamu memahami HPP dengan cara yang sederhana.
Kamu akan menemukan definisi yang mudah dipahami, rumus dasar yang bisa langsung dipakai, contoh angka yang relevan, serta langkah praktis yang dapat diterapkan di spreadsheet atau sistem pencatatan yang sudah kamu gunakan.
Apa itu Harga Pokok Penjualan
HPP atau Harga Pokok Penjualan adalah total biaya yang benar-benar melekat pada barang atau jasa yang terjual dalam satu periode. HPP menjadi dasar penetapan harga, pengukuran margin kotor, dan evaluasi profitabilitas.
Ketika HPP akurat, kamu bisa menilai apakah harga jual sudah masuk akal, apakah biaya pembelian dan produksi perlu dinegosiasi, dan apakah strategi promosi masih memberi ruang laba.
Cara paling mudah membayangkan HPP adalah melihat perpindahan biaya nyata. Saat kamu membeli atau memproduksi barang, biayanya masuk ke persediaan.
Biaya ini belum menjadi beban penjualan. Begitu barang terjual, nilai persediaan yang terkait barang tersebut berpindah menjadi HPP.
Perpindahan ini menunjukkan bahwa HPP hanya mengakui biaya yang benar-benar ikut “pergi” bersama barang yang laku, sehingga laporan laba rugi mencerminkan kondisi bisnis secara lebih jujur.
Komponen Harga Pokok Penjualan
1. Persediaan awal barang
Persediaan awal adalah nilai stok yang masih ada di awal periode pembukuan. Angka ini biasanya diambil dari laporan akhir periode sebelumnya atau hasil stock opname per hari pertama bulan berjalan.
Pastikan jumlah kuantitas dan nilai per item sudah cocok dengan kartu stok. Jika ada selisih, berikan catatan penyebabnya agar tidak mengganggu perhitungan HPP bulan ini.
2. Persediaan akhir barang
Persediaan akhir adalah nilai stok yang masih tersisa pada akhir periode. Penentuan angka ini wajib melalui stock opname yang valid.
Data fisik lalu dicocokkan dengan kartu stok agar nilai yang tersaji di laporan dapat dipercaya. Persediaan akhir berfungsi mengeluarkan biaya barang yang belum terjual dari HPP periode berjalan.
3. Pembelian bersih
Pembelian bersih adalah total pembelian selama periode setelah dikurangi retur dan diskon, lalu ditambah biaya masuk pembelian.
Biaya masuk pembelian mencakup ongkir dari pemasok, asuransi, bea masuk, biaya bongkar, dan biaya lain yang membuat barang siap masuk gudang.
Memasukkan biaya masuk ke pembelian bersih membuat nilai persediaan tidak “kurus” sehingga harga jual dan margin lebih realistis.
Cara Menghitung HPP per Jenis Usaha
1) UMKM dagang
Pada usaha dagang, HPP dihitung dengan metode periodik yang mengandalkan tiga komponen utama agar harga jual dan margin akurat.
Langkah kerja:
- Tetapkan persediaan awal dari laporan sebelumnya atau stock opname awal bulan.
- Lakukan stock opname akhir bulan untuk mendapatkan persediaan akhir yang valid.
- Hitung pembelian bersih. Rumusnya pembelian kotor dikurangi retur dikurangi diskon lalu ditambah biaya masuk pembelian seperti ongkir pemasok, asuransi, bea, dan biaya bongkar.
- Terapkan rumus HPP periodik: HPP sama dengan persediaan awal ditambah pembelian bersih dikurangi persediaan akhir.
Contoh :
Persediaan awal 10.000.000. Pembelian kotor 20.000.000. Retur 500.000. Diskon 300.000. Biaya masuk pembelian 800.000. Persediaan akhir 12.000.000. Pembelian bersih menjadi 20.000.000. HPP menjadi 10.000.000 ditambah 20.000.000 dikurangi 12.000.000 sama dengan 18.000.000.
2) UMKM jasa
Pada usaha jasa, HPP berfokus pada biaya langsung yang melekat pada layanan yang sudah selesai di periode berjalan.
Langkah kerja:
- Kumpulkan seluruh biaya langsung per proyek atau per layanan.
- Pilah hanya pekerjaan yang dinyatakan selesai pada periode ini.
- Jumlahkan biaya langsung dari pekerjaan selesai tersebut. Hasilnya adalah HPP jasa periode berjalan.
Contoh :
Tiga proyek selesai bulan ini. Bahan habis pakai 2.500.000. Upah langsung 6.000.000. Sewa alat 1.000.000. HPP jasa menjadi 2.500.000 ditambah 6.000.000 ditambah 1.000.000 sama dengan 9.500.000.
3) Manufaktur sederhana
Pada manufaktur, HPP berasal dari biaya produksi yang benar-benar melekat pada produk jadi, dengan penyesuaian WIP agar hanya produk yang selesai periode ini yang diakui.
Langkah kerja:
- Hitung bahan baku terpakai. Rumusnya persediaan awal bahan ditambah pembelian bersih bahan dikurangi persediaan akhir bahan.
- Tambahkan upah langsung dan overhead pabrik relevan untuk memperoleh total biaya produksi periode.
- Koreksi Work in Process atau WIP. Total biaya produksi ditambah WIP awal kemudian dikurangi WIP akhir untuk mendapatkan biaya produksi yang selesai periode ini.
- Saat produk jadi tersebut terjual, biaya yang melekat berpindah menjadi HPP pada laporan laba rugi.
Contoh :
Persediaan awal bahan 4.000.000. Pembelian bersih bahan 10.000.000. Persediaan akhir bahan 3.000.000. Upah langsung 5.000.000. Overhead relevan 2.000.000. WIP awal 1.500.000. WIP akhir 1.000.000.
Bahan baku terpakai 11.000.000. Total biaya produksi 18.000.000. Setelah koreksi WIP menjadi 18.500.000. Saat produk jadi terjual, angka 18.500.000 itulah yang diakui sebagai HPP.
Pentingnya HPP untuk keputusan bisnis

HPP yang akurat menjadi dasar semua keputusan penting. Dengan mengetahui biaya nyata per produk atau layanan, kamu bisa menetapkan harga yang wajar, membaca marjin secara jujur, mengatur stok agar tidak mengikat kas, menemukan sumber pemborosan, serta menyusun laporan keuangan dan dokumen pajak yang tertib.
Penetapan harga yang presisi
Tanpa HPP, harga jual sering lahir dari tebakan atau ikut kompetitor. Dengan HPP yang rapi, kamu memiliki batas bawah yang jelas sehingga bisa menambahkan markup secara rasional. Contoh sederhana, HPP per unit 12.000 dan target markup 40 persen.
Harga jual wajar adalah 12.000 dikali 1,40 sama dengan 16.800. Jika ingin bermain promo, kamu masih bisa menurunkan harga selama tidak menembus HPP. Ini membuat keputusan diskon, paket bundling, dan komisi sales tetap menjaga marjin.
Margin kotor yang dapat dipercaya
Marjin kotor adalah penjualan dikurangi HPP. Keputusan seperti menaikkan iklan, menambah cabang, atau memotong lini produk semuanya bertumpu pada angka ini.
Misalnya penjualan bulan ini 35.000.000 dan HPP 23.000.000 sehingga marjin kotor 12.000.000 atau sekitar 34 persen. Jika biaya masuk pembelian 800.000 belum dimasukkan, HPP sebenarnya 23.800.000.
Marjin turun menjadi 11.200.000 dan persentasenya ikut turun. Perbedaan kecil di HPP dapat mengubah kesimpulan profitabilitas sebuah produk.
Kontrol stok dan arus kas
HPP memaksa pencatatan stok yang disiplin, sehingga kamu bisa melihat produk yang cepat berputar dan yang lambat. Ukur perputaran persediaan dengan rumus penjualan dibagi persediaan rata rata.
Jika penjualan 300.000.000 setahun dan persediaan rata rata 50.000.000, maka perputaran enam kali per tahun. Itu berarti barang mengendap sekitar dua bulan. Semakin lambat berputar, semakin besar modal yang terkunci.
Dengan data ini, kamu bisa mengurangi pembelian item lambat, menghabiskan stok lama, dan memperbaiki arus kas.
Optimasi biaya dan efisiensi proses
Membandingkan HPP antar bulan membantu menemukan sumber pemborosan. Kamu bisa menilai apakah ongkir pemasok perlu dinegosiasi, apakah konsumsi bahan baku boros, atau apakah jam kerja langsung terlalu panjang. Kenaikan kecil pada biaya masuk, seperti kenaikan ongkir satu persen, bisa menggerus marjin bila dibiarkan.
Dengan memecah HPP ke komponen bahan, upah langsung, dan overhead relevan, kamu dapat melakukan tindakan tepat seperti mengganti pemasok, memperbaiki resep produksi, mengurangi scrap, atau menjadwalkan ulang kerja agar mesin dan tenaga kerja lebih efisien.
Laporan keuangan dan pajak yang tertib
HPP yang akurat membuat laporan laba rugi tampil jujur. Angka penjualan, HPP, dan marjin kotor menjadi mudah dilacak kembali ke kartu stok, faktur pembelian, dan berita acara stock opname.
Cut off akhir bulan menjadi rapi karena barang yang belum terjual tetap tinggal di persediaan. Ketika diminta bukti oleh auditor internal atau konsultan pajak, kamu dapat menunjukkan alur biaya dari pembelian hingga menjadi HPP saat barang benar benar terjual. Ini mempercepat proses review dan mengurangi koreksi di kemudian hari.
Template Excel
Template Excel ini dirancang agar UMKM bisa menghitung HPP secara konsisten tanpa pusing. Kamu cukup mencatat transaksi harian pada sheet yang sudah disiapkan, lalu ringkasannya akan menarik angka otomatis ke HPP dan marjin kotor.
Struktur sheet memisahkan penjualan, pembelian beserta biaya masuk, dan kartu stok sehingga setiap komponen biaya mudah dilacak. Di akhir bulan, cukup lakukan stock opname, isi kolom hasil hitung fisik, lalu periksa selisih agar nilai persediaan akhir valid.
Ringkasan HPP akan mengambil persediaan awal dan akhir, menghitung pembelian bersih, serta menyajikan marjin kotor yang bisa kamu pakai untuk mengevaluasi harga jual dan efisiensi pemasok.
Kesimpulan
Pentingnya HPP yang rapi membuat harga jual lebih tepat, margin lebih sehat, dan arus kas lebih terjaga. Dengan disiplin stock opname, pencatatan pembelian yang memasukkan biaya masuk, serta metode penilaian persediaan yang konsisten, kamu bisa membaca performa produk secara jernih dan mengambil keputusan tanpa tebakan.
Ingin menata HPP sampai benar-benar jalan setiap bulan? Konsultasi dengan BalancioIndo. Kami bantu audit cepat HPP, menata kartu stok, menyiapkan template Excel yang pas untuk bisnismu, dan menyusun SOP yang mudah diikuti tim.